Harga Minyak Mentah Bertahan di Atas US$70
Juni 3, 2024 Oleh admin 0

Harga Minyak Mentah Bertahan di Atas US$70

Harga Minyak Mentah Bertahan di Atas US$70, OPEC+ Berencana Pulihkan Produksi

Harga Minyak Mentah Bertahan di Atas US$70 Negara penghasil komoditas minyak mentah yang tergabung dalam OPEC+ menetapkan rencana untuk memulihkan beberapa produksi yang ditangguhkan pada awal Oktober 2023. Keputusan ini setelah harga minyak mampu bertahan di atas US$70 sepanjang tahun berjalan (ytd).

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 diperdagangkan menguat 0,62% atau 0,5 poin ke level US$81,61 per barel pada perdagangan Senin (3/6/2024) pukul 09.10 WIB.

Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 juga menguat 0,61% atau 0,47 poin ke level US$77,46 per barel.

Keputusan yang diumumkan OPEC+ telah di ambil meskipun terdapat kekhawatiran pada prospek permintaan dan kuatnya pasokan di luar kelompok negara produsen minyak tersebut.

Kementerian Energi Arab Saudi pada Minggu (2/6) setelah pertemuan OPEC+ mengatakan pembatasan produksi di pertahankan secara penuh pada Kuartal III/2024 dan kemudian secara bertahap akan di hapuskan selama 12 bulan berikutnya.

Perjanjian tersebut bertujuan untuk membuat harga minyak naik sambil mengurangi hambatan produksi yang di keluhkan beberapa anggota seperti Uni Emirat Arab, di kala mereka berusaha untuk meningkatkan tingkat produksi. MEskipun demikian, sebagian besar pengamat pasar juga memproyeksi bahwa pemangkasan akan terus berlanjut hingga akhir 2024.

Pendiri Vanda Insights di Singapura, Vandana Hari, berpendapat bahwa pasar tidak mengharapkan pengurangan pemangkasan mulai Oktober 2024.

“Sisi positifnya bagi OPEC+ adalah perjanjian ini akan membantu menjaga kohesi. Pemotongan yang tidak seimbang dalam jangka panjang akan menjadi sumber gesekan,” jelasnya.

Di lain sisi, minyak membatasi kerugian bulanan pada Jumat (31/5) sebagian karena kekhawatiran terus menerus mengenai prospek permintaan China. Selisih harga kontrak terdekat Brent dengan kontrak berikutnya (prompt spread) sempat menurun ke dalam struktur contango yang bearsih pada minggu lalu. Pasar bahan bakar juga menunjukkan tanda-tanda kelemahan.

Dinamika Pasar yang Berubah

Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi industri minyak global, dengan harga minyak yang sempat anjlok di bawah nol pada April 2020. Namun, sejak itu, pasar telah menyaksikan pemulihan yang lambat namun stabil. Sebagai respon terhadap peningkatan permintaan global yang di picu oleh kebangkitan aktivitas ekonomi, harga minyak telah mengalami kenaikan yang konsisten dan kini berhasil stabil di atas US$70 per barel.

Strategi OPEC+ dalam Menghadapi Situasi

OPEC+, yang terdiri dari anggota OPEC dan negara-negara non-OPEC seperti Rusia. Telah memainkan peran kunci dalam menavigasi pasar minyak selama masa tidak stabil ini. Melalui serangkaian pengurangan produksi yang di sengaja, kelompok ini berhasil mengurangi kelebihan pasokan dan mendukung harga minyak selama periode permintaan rendah.

Menghadapi realitas baru ini, OPEC+ kini berencana untuk perlahan-lahan memulihkan produksi. Rencana ini di pandang sebagai langkah penting untuk memastikan stabilitas pasar dan untuk menghindari shock pasokan yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi global. Kenaikan produksi ini di harapkan akan di lakukan secara bertahap untuk memastikan bahwa pasar bisa menyesuaikan diri tanpa menyebabkan penurunan harga yang drastis.

Implikasi bagi Ekonomi Global

Pemulihan produksi minyak oleh OPEC+ memiliki beberapa implikasi penting bagi ekonomi global:

  • Stabilitas Harga: Dengan meningkatkan produksi secara bertahap, OPEC+ bertujuan untuk menjaga stabilitas harga. Yang sangat penting bagi ekonomi global yang masih berusaha pulih dari dampak pandemi.
  • Dampak Inflasi: Harga minyak yang stabil dan terkontrol dapat membantu menjaga inflasi di banyak negara. Yang seringkali di picu oleh lonjakan harga energi.
  • Kepercayaan Investor: Langkah OPEC+ juga bisa meningkatkan kepercayaan investor dalam stabilitas sektor energi, yang penting untuk investasi dan proyek infrastruktur.

Baca juga : Nasib Proyek Tol Terpanjang di Jawa-Bali

Tantangan yang Di hadapi

Meskipun rencana ini menunjukkan banyak janji, ada beberapa tantangan yang dapat menghambat eksekusi:

  • Ketidakpastian Geopolitik: Ketegangan geopolitik di negara-negara produsen minyak utama bisa mempengaruhi produksi dan ekspor.
  • Perubahan Permintaan: Variasi dalam pemulihan ekonomi di berbagai negara dapat menyebabkan fluktuasi permintaan yang tidak terduga.
  • Transisi Energi: Semakin banyak negara yang berinvestasi dalam energi terbarukan bisa mengurangi ketergantungan pada minyak, mempengaruhi permintaan jangka panjang.